Beranda / Program

Adaptation Fund Project – DAS Saddang

Adaptasi Masyarakat untuk Pengelolaan Berbasis Pangan Hutan di Ekosistem DAS Saddang

24 Oct 2019 – 30 Nov 2022

GAMBARAN 

Sejalan dengan tujuan utama Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN – API) Indonesia 2014, melalui serangkaian intervensi dari proyek ini, komunitas ekosistem DAS (Daerah Aliran Sungai) akan mampu meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim baik dalam ketahanan pangan melalui pengembangan diversifikasi pangan dan pangan hutan. Selain itu meningkatkan ketahanan ekosistem melalui peningkatan kualitas tutupan hutan di DAS Prioritas, serta pengelolaan pesisir terintegrasi.

Aksi ini merupakan upaya serius dalam mengatasi kerentanan terhadap perubahan iklim yang berdampak besar dan berkelanjutan. Kerentanan yang tinggi terhadap perubahan iklim menyebabkan masyarakat di DAS rentan terdampak. Meningkatnya curah hujan, suhu, dan perubahan tutupan lahan mengakibatkan semakin tingginya intensitas longsor dan banjir di wilayah DAS. Bencana longsor di daerah hulu menimbulkan dampak lanjutan seperti tingginya sedimentasi di daerah hilir dan berkurangnya fungsi DAS sebagai Daerah Aliran Sungai (DAS).

Hal ini diperparah dengan aktivitas konversi kawasan hutan di daerah hulu yang tidak terkendali menjadi potensi bencana yang semakin tinggi. Masyarakat di daerah aliran sungai yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dengan kondisi ekonomi yang kekurangan mengalami kerugian yang cukup besar akibat perubahan iklim. Selain itu, Pemerintah Daerah setempat akan menghadapi kesulitan yang semakin besar dalam menyelesaikan masalah tersebut, jika kapasitas sumber daya manusianya belum mumpuni.

Dampak kerusakan sumber daya alam akan semakin parah, dan akan memicu perlambatan ekonomi dan pembangunan daerah. Jalur pendekatan proyek dapat dilihat pada tolak ukur berikut pada gambar di bawah ini.

TUJUAN 

Meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim baik dalam ketahanan pangan melalui pengembangan pangan hutan dan diversifikasi pangan, maupun ketahanan ekosistem melalui peningkatan kualitas tutupan hutan di DAS Saddang.

SASARAN

  1. Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat ekosistem DAS Saddang sebagai upaya adaptasi terhadap perubahan iklim yang berfokus pada:
  2. Penguatan Perhutanan Sosial dalam mendorong pangan hutan di hulu DAS Saddang yang berimplikasi pada perbaikan lingkungan dan peningkatan pendapatan masyarakat.
  3. Peningkatan tata kelola daerah pesisir dan daya dukung dalam menunjang adaptasi perubahan iklim di hilir DAS Saddang.
  4. Penguatan kebijakan lintas sektoral dalam menjamin keberlanjutan adaptasi perubahan iklim.
  5. Peningkatan kapasitas dan dukungan pemangku kepentingan dalam adaptasi perubahan iklim melalui diseminasi dan pengelolaan pengetahuan.

LOKASI

DAS Saddang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di beberapa wilayah kabupaten: daerah hulu terletak di Kecamatan Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Enrekang, dan daerah hilir terletak di Kabupaten Pinrang.

Status: Manajer Hibah

Didanai oleh : Adaptation Fund

Mitra/Pelaksana: Konsorsium Adaptasi Perubahan Iklim dan Lingkungan/KAPABEL (Konsorsium Adaptasi Perubahan Iklim dan Lingkungan/KAPABEL)

Durasi : 24 Oktober 2019 – 30 November 2022

Anggaran : USD $835.465 

Dikelola oleh : Unit Sustainable Governance Strategic (SGS)

2016

Pada bulan Maret 2016, KEMITRAAN menerima akreditasi internasional dari Adaptation Fund. Dewan Adaptation Fund, dalam pertemuannya yang ke-27, memutuskan untuk mengakreditasi KEMITRAAN sebagai National Implementing Entity (NIE) dari Adaptation Fund. KEMITRAAN menjadi lembaga pertama dan satu-satunya lembaga Indonesia yang terakreditasi sebagai NIE Adaptation Fund di Indonesia.

2020

Perjanjian ini ditandatangani antara Green Climate Fund (GCF) dan KEMITRAAN. Perjanjian ini meresmikan akuntabilitas KEMITRAAN dalam melaksanakan proyek-proyek yang disetujui oleh GCF.

 

Untuk diketahui, GCF adalah dana khusus terbesar di dunia yang membantu negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemampuan mereka dalam merespons perubahan iklim.

 

Dana ini dihimpun oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) pada tahun 2010. GCF memiliki peran penting dalam mewujudkan Perjanjian Paris, yakni mendukung tujuan untuk menjaga kenaikan suhu global rata-rata di bawah 2 derajat celsius.

2000-2003

KEMITRAAN memainkan peran krusial dalam mendukung pengembangan undang-undang untuk membentuk KPK. Hal ini diikuti dengan langkah mendukung Pemerintah dan DPR dalam memilih calon komisioner yang kompeten dan juga mendukung kelompok masyarakat sipil untuk mengawasi secara kritis proses seleksinya. Setelah komisioner ditunjuk, mereka meminta KEMITRAAN untuk membantu mendesain kelembagaan dan rekrutmen awal KPK, serta memainkan peran sebagai koordinator donor. Sangat jelas bahwa KEMITRAAN memainkan peran kunci dalam mendukung KPK untuk mengembangkan kapasitas dan strategi yang diperlukan agar dapat bekerja seefektif mungkin.

2003

Pada tahun 2003, KEMITRAAN menjadi badan hukum yang independen yang terdaftar sebagai Persekutuan Perdata Nirlaba. Pada saat itu, KEMITRAAN masih menjadi program yang dikelola oleh UNDP hingga akhir tahun 2009. Sejak awal tahun 2010, KEMITRAAN mengambil alih tanggung jawab dan akuntabilitas penuh atas program-program dan perkembangannya.

1999-2000

Kemitraan bagi Pembaruan Tata Kelola Pemerintahan, atau KEMITRAAN, didirikan pada tahun 2000 setelah berlangsungnya pemilihan umum pertama di Indonesia yang bebas dan adil pada tahun 1999. Pemilu bersejarah ini merupakan langkah penting dalam upaya Indonesia keluar dari masa lalu yang otoriter menuju masa depan yang demokratis. KEMITRAAN didirikan dari dana perwalian multi-donor dan dikelola oleh United Nations Development Programme (UNDP) dengan mandat untuk memajukan reformasi tata kelola pemerintahan di Indonesia.

2020

Perjanjian ini ditandatangani antara Green Climate Fund (GCF) dan KEMITRAAN. Perjanjian ini meresmikan akuntabilitas KEMITRAAN dalam melaksanakan proyek-proyek yang disetujui oleh GCF.

Untuk diketahui, GCF adalah dana khusus terbesar di dunia yang membantu negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemampuan mereka dalam merespons perubahan iklim.

Dana ini dihimpun oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) pada tahun 2010. GCF memiliki peran penting dalam mewujudkan Perjanjian Paris, yakni mendukung tujuan untuk menjaga kenaikan suhu global rata-rata di bawah 2 derajat celsius.

1999-2000

Kemitraan bagi Pembaruan Tata Kelola Pemerintahan, atau KEMITRAAN, didirikan pada tahun 2000 setelah berlangsungnya pemilihan umum pertama di Indonesia yang bebas dan adil pada tahun 1999. Pemilu bersejarah ini merupakan langkah penting dalam upaya Indonesia keluar dari masa lalu yang otoriter menuju masa depan yang demokratis. KEMITRAAN didirikan dari dana perwalian multi-donor dan dikelola oleh United Nations Development Programme (UNDP) dengan mandat untuk memajukan reformasi tata kelola pemerintahan di Indonesia.