Beranda / Publication

Kolaborasi Multi Aktor dalam Mendesain Ruang Publik di Kawasan Pasar Segiri

KEMITRAAN bekerja sama dengan Center for Climate and Urban Resilience (CeCUR) University of 17 Agustus 1945 Surabaya dan Queensland University of Technology menggelar Workshop Desain dari tanggal 24 – 27 September 2023 dengan tema “Ruang Publik Berketahanan Iklim di Kawasan Pasar Segiri”. Kegiatan ini bertujuan untuk finalisasi desain ruang publik partisipatif oleh multi aktor Kota Samarinda. Ruang publik ini akan dibangun di kawasan Pasar Segiri, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda.

Proyek ruang publik yang berjudul “Embracing the Sun” melalui pendanaan yang bersumber dari Adaptation Fund (AF) yang dikelola oleh Center for Climate and Urban Resilience Universitas 17 Agustus Surabaya dan didukung oleh KEMITRAAN serta Pemerintah Kota Samarinda sebagai penerima manfaat memulai kegiatan ini dengan melakukan kegiatan pemetaan partisipatif bersama warga untuk membuat profil kawasan Pasar Segiri. Tujuannya untuk mengenali kawasan Pasar Segiri baik potensi hingga permasalahannya. Selanjutnya adalah kegiatan Pra-Workshop Desain untuk mengumpulkan ide desain warga dan pedagang di kawasan Pasar Segiri. Kemudian ide desain dari warga kota Samarinda dikemas melalui kegiatan eksperimen Artificial Intelligence (AI) di tiga ruang publik, Taman Cerdas, Taman Samarendah, dan GOR Kadrie Oening Sempaja dari pada 16 – 18 September 2023.

Puncak dari kegiatan ini adalah Workshop Desain Final yang diikuti oleh perwakilan warga sekitar kawasan Pasar Segiri, kelompok rentan, perangkat daerah, hingga akademisi. Para peserta diminta untuk menggali ide hingga menemukan kata kunci untuk digunakan pada Program Artificial Intelligence (AI)- Midjourney. Workshop dibuka oleh Walikota Samarinda, Andi Harun pada 24 September 2023 di Hotel Puri Senyiur, Samarinda. Andi mengatakan bahwa dukungan terhadap perbaikan ruang publik merupakan tanda kota yang beradaptasi terhadap perubahan iklim.

2016

Pada bulan Maret 2016, KEMITRAAN menerima akreditasi internasional dari Adaptation Fund. Dewan Adaptation Fund, dalam pertemuannya yang ke-27, memutuskan untuk mengakreditasi KEMITRAAN sebagai National Implementing Entity (NIE) dari Adaptation Fund. KEMITRAAN menjadi lembaga pertama dan satu-satunya lembaga Indonesia yang terakreditasi sebagai NIE Adaptation Fund di Indonesia.

2020

Perjanjian ini ditandatangani antara Green Climate Fund (GCF) dan KEMITRAAN. Perjanjian ini meresmikan akuntabilitas KEMITRAAN dalam melaksanakan proyek-proyek yang disetujui oleh GCF.

 

Untuk diketahui, GCF adalah dana khusus terbesar di dunia yang membantu negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemampuan mereka dalam merespons perubahan iklim.

 

Dana ini dihimpun oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) pada tahun 2010. GCF memiliki peran penting dalam mewujudkan Perjanjian Paris, yakni mendukung tujuan untuk menjaga kenaikan suhu global rata-rata di bawah 2 derajat celsius.

2000-2003

KEMITRAAN memainkan peran krusial dalam mendukung pengembangan undang-undang untuk membentuk KPK. Hal ini diikuti dengan langkah mendukung Pemerintah dan DPR dalam memilih calon komisioner yang kompeten dan juga mendukung kelompok masyarakat sipil untuk mengawasi secara kritis proses seleksinya. Setelah komisioner ditunjuk, mereka meminta KEMITRAAN untuk membantu mendesain kelembagaan dan rekrutmen awal KPK, serta memainkan peran sebagai koordinator donor. Sangat jelas bahwa KEMITRAAN memainkan peran kunci dalam mendukung KPK untuk mengembangkan kapasitas dan strategi yang diperlukan agar dapat bekerja seefektif mungkin.

2003

Pada tahun 2003, KEMITRAAN menjadi badan hukum yang independen yang terdaftar sebagai Persekutuan Perdata Nirlaba. Pada saat itu, KEMITRAAN masih menjadi program yang dikelola oleh UNDP hingga akhir tahun 2009. Sejak awal tahun 2010, KEMITRAAN mengambil alih tanggung jawab dan akuntabilitas penuh atas program-program dan perkembangannya.

1999-2000

Kemitraan bagi Pembaruan Tata Kelola Pemerintahan, atau KEMITRAAN, didirikan pada tahun 2000 setelah berlangsungnya pemilihan umum pertama di Indonesia yang bebas dan adil pada tahun 1999. Pemilu bersejarah ini merupakan langkah penting dalam upaya Indonesia keluar dari masa lalu yang otoriter menuju masa depan yang demokratis. KEMITRAAN didirikan dari dana perwalian multi-donor dan dikelola oleh United Nations Development Programme (UNDP) dengan mandat untuk memajukan reformasi tata kelola pemerintahan di Indonesia.

2020

Perjanjian ini ditandatangani antara Green Climate Fund (GCF) dan KEMITRAAN. Perjanjian ini meresmikan akuntabilitas KEMITRAAN dalam melaksanakan proyek-proyek yang disetujui oleh GCF.

Untuk diketahui, GCF adalah dana khusus terbesar di dunia yang membantu negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemampuan mereka dalam merespons perubahan iklim.

Dana ini dihimpun oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) pada tahun 2010. GCF memiliki peran penting dalam mewujudkan Perjanjian Paris, yakni mendukung tujuan untuk menjaga kenaikan suhu global rata-rata di bawah 2 derajat celsius.

1999-2000

Kemitraan bagi Pembaruan Tata Kelola Pemerintahan, atau KEMITRAAN, didirikan pada tahun 2000 setelah berlangsungnya pemilihan umum pertama di Indonesia yang bebas dan adil pada tahun 1999. Pemilu bersejarah ini merupakan langkah penting dalam upaya Indonesia keluar dari masa lalu yang otoriter menuju masa depan yang demokratis. KEMITRAAN didirikan dari dana perwalian multi-donor dan dikelola oleh United Nations Development Programme (UNDP) dengan mandat untuk memajukan reformasi tata kelola pemerintahan di Indonesia.